Sumbawa, Bintangtv.id – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa nomor urut 3, Abdul Rafiq SH – H. Sahril S.Pd., M.Pd, menegaskan tetap akan memperhatikan nasib para tenaga honorer di Kabupaten Sumbawa.
Penegasan ini disampaikan pada Debat Publik perdana yang berlangsung di Gedung La Grande, menghadirkan empat pasangan calon Pilkada Sumbawa, Kamis (31/10/2024) di La Grande, Grand Sumbawa.
Penegasan ini menjadi jawaban atas pertanyaan pasangan nomor urut 2, Ir. H. Syarafuddin Jarot MP – Drs. H. Mohamad Ansori yang meragukan program Rafiq Sahril bisa merealisasikan pemberian gaji 13 dan 14 mengingat Tahun 2023-2024 fiskal Sumbawa tidak baik-baik saja.
Dikatakan Rafiq—akrab calon bupati yang diusung PDIP dan PAN, program tersebut sebagai bentuk komitmen Rafiq Sahril untuk lebih peduli terhadap tenaga honorer.
“Ketika menyangkut nasib tenaga honorer, kita jangan bicara uang. Karena tugas pemimpin bagaimana berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan PAD sehingga pembiayaan (tambahan gaji honorer) itu bisa kita lakukan. Jika hanya berkaca pada APBD sebelumnya, percuma jadi pemimpin,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Calon Wakil Bupati, Haji Sahril, bahwa meningkatkan pendapatan daerah adalah tanggung jawab seorang pemimpin yakni Bupati dan Wakil Bupati.
Karena itu diperlukan adanya inovasi dalam menggali potensi-potensi pendapatan, sehingga pembiayaan salah satunya tambahan gaji honorer bukan menjadi persoalan.
Rafiq Sahril sepakat bahwa peningkatan pelayanan publik harus sungguh-sungguh ditegakkan. Namun selama ini menafikkan orang–orang yang memberikan pelayanan.
“Sumbawa tidak akan bangkrut ketika dana 4-5 milyar rupiah kita alokasikan untuk tambahan penghasilan bagi honorer dalam bentuk gaji 13 dan 14. Hanya 1 juta rupiah dikalikan 3000-4000 pegawai honorer kita, itupun hanya sekali setahun. Padahal kita di satu sisi menuntut pelayanan publik harus maksimal, prima, dan excellent. Tapi di sisi lain kita menafikkan orang yang memberikan pelayanan,” ujarnya.
Ketika pasangan nomor urut 2 (Jarot-Ansori) tidak memikirkan nasib honorer, sambung Haji Sahril, itu sama dengan menafikkan nasib mereka.
“Kalau memang kita berpihak kepada honorer, uang bisa kita bisa kita cari. Tapi yang paling sulit adalah keberpihakan kepada mereka. Dan pasangan Rafiq Sahril sangat berpihak kepada nasib honorer melalui pemberian gaji 13 dan gaji 14,” pungkasnya. (01)