Sumbawa, Bintangtv.id — Prosesi hari kedua Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa pada hari Selasa (28/5) diisi dengan ritual Basiram, yaitu prosesi menyucikan diri lahir batin sebelum Datu Rajamuda Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah menerima amanat sebagai putra mahkota Kesultanan Sumbawa. Malam sebelumnya, putera mahkota telah menjalani Prosesi Adat Satenri Manik, di mana Sultan mengeluarkan titah yang mengangkat cucu lelaki pertama beliau sebagai Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa.
Tahapan dalam prosesi Basiram dilaksanakan secara berturut-turut, santeri Ai Mula, Menuangkan air untuk pertama kalinya dengan menggunakan Ai Kadewa yang telah didiamkan dan diikhtiarkan semalaman. Sateri Ai Mula ini dilakukan oleh Ketua Dewan Syara’ Lembaga Adat Tana Samawa, Dea Guru Syukri Rahmat, S.Ag., M.M.Inov.
Kemudian, Sateri Ai Pasiram, dilakukan oleh tujuh perempuan sesepuh Kesultanan Sumbawa yang merupakan saudara terdekat Sultan, yaitu sepupu satu kali dari PYM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV, yang juga merupakan cucu dari Sultan Muhammad Djalaluddin III.
Para perempuan pinisepuh yang mendapat tugas Sateri Ai Pasiram kepada cucu mereka sang Datu Rajamuda Raihan Omar Hasani Daeng Mas Madinah adalah: Siti Mutmaennah Daeng Maningratu (Daeng Aning, puteri dari Alm. Datu Ranga Bini Siti Khadijah Daeng Tamemang Datu Balasari).
Hj. Lala Siti Fatimah (putri dari Alm. Lalu Masmaling Muhammad Resad Dea Bawa), Tampawan LK (puteri dari Alm. Lalu Muhammad Kohe), Lala Siti Hafifah Badari Bulan (puteri dari Alm. Lala Maskencana)
Hj. Lala Siti Rachmah, Lala Habira (keduanya puteri dari Alm. Lalu Masmaling Muhammad Resad Dea Bawa), Sri Majenah Daeng Nun (puteri dari Alm. Datu Ranga Bini Siti Khadijah Daeng Tamemang Datu Balasari).
Sateri Ai Kasuda, menuangkan air terakhir sekaligus sebagai penutup prosesi Basiram ini kembali dilakukan oleh Dea Guru Syukri Rahmat, S.Ag., selaku Ketua Dewan Syara’ Majelis Adat LATS.
“Prosesi adat Basiram berlangsung di halaman depan Istana Bala Kuning, dan diikuti dengan khidmat oleh seluruh peserta yang merupakan keluarga dan kerabat dekat Kesultanan Sumbawa, mengenakan pakaian muslim/muslimah dominan berwarna putih,” kata Yuli Andari Merdikaningtyas, M.A., Sekretaris Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa. (01)