Sumbawa, Bintangtv.id – Mahasiswa KKL Jurumapin Universitas Samawa berkolaborasi dengan pihak desa di bawah naungan bapak Ahmad H Jamaludin selaku Kepala desa mengadakan kegiatan Rembuk Stunting Dan Sosialisasi Pencegahan Stunting, ( 29/08/2023) kemarin.
Kegiatan Rembuk stunting dan sosialisasi pencegahan stunting ini mengangkat tema “Cegah Stunting, Ciptakan Generasi Sehat, Cerdas, Aktif dan Produktif” dengan menghadirkan narasumber Lutfi Ali S.P, Hapsayanti,Amd.Gz dan Amalia Fitria,Amd.KL. Kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat Desa Jurumapin yang berjumlah 50 orang.
Sosialisasi pencegahan stunting ini merupakan salah satu dari rangkaian sub program kerja dengan Tema yaitu Stunting dan Kemiskinan Extrim. Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Umumnya gejalah stunting baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Stunting merupakan parameter pertumbuhan anak berdasarkan tinggi badan. Stunting wajib di waspadai karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Anak pengidap stunting cendrung memiliki IQ yang rendah serta system imun lemah. Secara jangka panjang, kondisi ini memberikan risiko lebih tinggi untuk anak menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes dan kanker.
Tujuan dari kegiatan ini sebagaimana yang di sampaikan oleh Jhosua Arnold L selaku ketua pelaksana kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting yaitu Untuk meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku Masyarakat untuk hidup Sehat dan juga meningkatkan pengetahuan peserta Stunting dan penyabab gejalanya.
Amalia Fitria,Amd.KL selaku Tenaga Sanitarian di Kecamatan Buer, sekaligus narasumber kegiatan menuturkan bahwa, “Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanatasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan prilaku Masyarakat dengan stop BAB sembarangan, Cuci tangan pakai sabun, Pengolahan air minum dan makan dengan benar, Penanganan sampah Rumah tangga, dan Pengolahan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.
Selain itu Amalia Fitria,Amd.KL juga menuturkan bahwa, sebagai orang tua, harus dapat membedakan tanda anak stunting dari tinggi badan di bawah rata-rata teman sebayanya. Kekurangan gizi kronis juga membuat berat badan mereka sulit naik, bahkan terus menurun. Anak stunting cendrung mudah lelah dan tidak aktif jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Menurut data yang di jelakan oleh Hapsayanti,Amd.Gz ada 3 anak penderita stunting yang ada di desa Jurumapin, pihak desa telah melakukan penanganan seperti melakukan kegiatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang merupakan kegiatan pemberian makanan untuk bayi dan balita guna melengkapi kebutuhan gizi anak agar mencapai berat badan sesuai usianya, selain itu pihak desa juga membagikan makanan sehat seperti Tempe, tahu, telur, ikan, daging, roti, nasi, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-sayuran hijau, dan susu.
Orang tua juga sangat memiiki peran aktif, orang tua harus bisa memperhatiakan makanan yang di berikan kepada anak-anaknya seperti mengurangi pemberian makanan ringan dan siap saji kerana makanan ringan dan siap saji benyak mengandung pengawet dan dapat memberikan dampat yang buruk terhadap tumbuh kembang anak karena kurangnya asupan gizi.
Oleh karena itu dengan di adakan sosialisasi dan rembuk stunting ini diadakan sangat penting dalam menekan angka stunting yang ada di Kecamatan Buer khususnya di Desa Jurumapin, Kegiatan ini di oleh mahasiswa KKL UNSA Angkatan XXV yang di hadiri oleh Kader-kader posyandu termasuk ibu-ibu hamil dan menyusui, bapak RT, RW , BPD dan staf Desa. (01)