Sumbawa, Bintangtv.id – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumbawa menggelar seminar tentang Deteksi Dini dan Diagnosis Awal Kanker, Minggu (27/07/2023) pagi. Kegiatan diikuti oleh tenaga medis di puskesmas maupun klinik se Pulau Sumbawa.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Hotel Sernu, Sumbawa ini, dihadiri pihak Dikes Sumbawa, Wakil Ketua IDI Sumbawa, Pengurus IDI se NTB, Ketua IBI Cabang Sumbawa, perwakilan PPNI, IAPI, PDGI, PERSAGI Cabang Sumbawa, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia, PATELKI Cabang Sumbawa, Himpunan Psikologi Indonesia, dan Ikatan Fisioterapi Indonesia Cabang Sumbawa.
Adapun peserta terdiri dari 14 dokter spesialis, 68 dokter umum, dan 26 bidan. Ada empat topik yang dibahas oleh pembicara dari kalangan Dokter Spesialis di Sumbawa yang berkompeten di Bidangnya.
Topik pertama dibawakan oleh dr. Suhendro Sp.PA dengan judul Prevalensi dan Epidemiologi Kanker di Sumbawa. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan Insiden Kanker di Sumbawa sejak tahun 2019 sampai 2023 yang beliau temui. Kanker tersering yang ditemui pada tahun 2022 meliputi kanker Payudara, kanker Serviks, serta kanker bagian kepala dan leher.
Pada tahun 2023, periode 1 januari sampai 14 juli, kanker tersering yang ditemukan meliputi kanker Payudara, kanker tiroid, dan kanker kolorektal. Faktor risiko terjadinya kanker meliputi merokok aktif dan pasif, infeksi HPV dan virus lain, riwayat tumor dalam keluarga/genetik, riwayat tumor sebelumnya, paparan sinar matahari berlebih, tempat tinggal dataran tinggi dan pantai, obesitas, dan diet.
Kemudian, topik kedua disampaikan oleh dr G. Iwan B. Bomba, Spesialis Bedah, dengan topik skrining dan diagnosis awal kanker payudara, kolorektal, dan tiroid. Pada topik ini, ia memaparkan pentingnya penggalian informasi melalui wawancara/anamnesis dan pemeriksaan fisik yang spesifik.
Jika kecurigaan klinis mengarah ke keganasan, maka dokter atau bidan di fasilitas pelayanan primer sebaiknya segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan / rumah sakit untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.
Topik ketiga dengan pembicara dr. I Dewa Putu Ardana, Spesialis Paru, membawakan tipik skrining dan diagnosis awal kanker paru. Pada topik ini, selain gejala dan tanda klinis kanker paru, ia juga menjelaskan skrining untuk mendeteksi kanker paru dengan melakukan pemeriksaan LDCT (Low-dose CT) dengan menggunakan CT scan pada orang dengan risiko tinggi, yaitu dengan usia ≥ 50 tahun dan dengan riwayat merokok ≥ 20 pack-year.
Topik terakhir dibawakan oleh dr Dedy Tesna Amijaya, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dengan topik skrining dan diagnosis awal kanker cerviks dan endometrium. Ia menjabarkan berbagai gejala dan tanda kanker serviks dan kanker Rahim (endometrium) untuk diwaspadai dan dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih tinggi atau rumah sakit jika diperlukan.
dr Dedy juga menekankan pentingnya edukasi kepada pasien dan dukungan psikis agar pasien tidak ketakutan dalam memastikan dan mencari pengobatan berkaitan dengan adanya benjolan/tumor dalam tubuh. Berbagai modalitas pemeriksaan-pemeriksaan penunjang juga dijelaskan, meliputi pemeriksaan pap smear, IVA, dan HPV DNA.
Ketua Panitia, dr. I Puti Sidhi Rastu Karyana, Sp.PK., mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada tenaga medis dan paramedis dalam hal ini bidan dan dokter umum terkait deteksi dini dan diagnosis awal penyakit kanker pada pasien. Dimana, dua tahun terakhir terjadi peningkatan kejadian kanker di Sumbawa yang dideteksi dengan pemeriksaan patologi anatomi.
“Sasarannya adalah bidan dan dokter umum terutama dokter menyediakan pelayanan primer di Puskesmas maupun klinik untuk mendeteksi awal apakah pasien ini ada gejala atau tanda yang bisa di lihat dari investigasi, wawancara, dan juga pemerikdaan fisik. Jika memang ada indikasi ke arah kanker bahkan ganas, bisa merujuk ke spesialis atau bisa ke pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan ini lanjutnya, kemampun deteksi dini dokter dan bidan di tingkat pelayanan dasar maupun klik dapat meningkat, sehingga bisa dideteksi dari awal kejadian kanker pada pasien. Ketika dilanjutkan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi lagi, tidak terlambat dalam hal penanganannya.
“Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kasus, mungkin salah satunya kurangnya pengatahuan, disinilah tugas kami untuk meningkatkan pengetahuan anggota,” ujarnya.
Ke depan tambahnya, kegiatan semacam ini sebisa mungkin akan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya, bahkan, jika memungkinkan akan dilakukan penyuluhan kepada masyatakat umum.
“kanker itu bukanlah suatu stigma yang mengerikan, misalnya bisa dideteksi lebih awal penanganannya akan lebih baik,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua IDI Cabang Sumbawa dr. Rachmat Ansyori, Sp.PK., dalam sambutannya menyampaikan, pemilihan materi kanker pada seminar kali ini karena melihat total pembiayaannya dari BPSJ berdasarkan laporan tahun 2022, berada pada posisi kedua setelah penyakit jantung.
“Oleh karena itu harapan kita semua untuk bisa teman-teman di puskesmas agar bida deteksi dan diagnosis awal menyaring supaya tidak pas parah baru dibawah ke rumah sakit,” ungkapnya.
Ia berharap, kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin. Pihaknya siap membangun sinergi dengan semua pihak khususnya pemerintah daerah melalui Dinas Kesesehatan.
“Harapan kami dari IDI memang mudahan kegiatan seperti ini bisa teruskan kita rutinkan setiap tahun sehingga bisa membantu tugas dinas kesehatan. IDI tidak ada masalah untuk terus berkolaborasi dengan dinas untuk melakukan kegiatan seperti ini,” pungkasnya. (01)