Ekonomo Bisnis

Produksi Jagung di Sumbawa Meningkat, Tantangan Harga dan Perubahan Iklim

306
×

Produksi Jagung di Sumbawa Meningkat, Tantangan Harga dan Perubahan Iklim

Sebarkan artikel ini
Sumbawa, Bintangtv.id-  Komoditas pertanian khususnya jagung di Kabupaten Sumbawa merupakan unggulan. Bahkan jagung Sumbawa menjadi komoditas yang kerap di eksport ke berbagai negara. Untuk pengembangannya sangat potensial. Sebab luas lahan masih cukup tersedia.
“Jagung  adalah komoditi unggulan di Sumbawa dan lahan masih luas untuk pengembangannya,” ungkap Isnaini SP Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa yang menjadi narasumber pada Acara Sosialisasi Tindakan Karantina Perlakuan Fumigasi phosphine (Ph3) dalam rangka Eksport Komoditas Pertanian di Transit Sumbawa Hotel, Kamis (5/10).
Disebutkan Isnaini, lahan pertanian yang tersedia seluas 564.789 hektar terdiri dari sawah 55.818,96 Ha dan bukan sawah 507.570,26 Ha. Semua lahan ini tersedia untuk menanam jagung. Hal ini dibuktikan dgdengan terus meningkatnya produksi pertanian di Kabupaten Sumbawa terutama jagung setiap tahunnya. Tahun 2020 mencapai 564.873 ton, 2021 meningkat menjadi 641.117 ton dan kembali meningkat tahun 2022 mencapai 703.454 ton.
Namun ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan isu strategis yang kerap dihadapi petani. Di antaranya fluktuasi harga jual hasil panen petani. Saat ini ungkap Isnaini, harga jual jagung di lapangan masih cukup bagus berkisar Rp  4.700-5.000 per kilogram. Berharap harga jual ini tetap stabil. Meski demikian kadangkala pada puncak panen harga jual mengalami fluktuatif, dan cenderung anjlok.
Permasalahan lain adalah rendahnya nilai tambah hasil produksi. Menurut Isnaini, kondisi ini karena investasi dan infrastruktur pertanian yang belum berpihak. “Sempat ada rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah jagung menjadi bio energi setahun lalu, tapi sampai sekarang rencana ini belum terwujud,” ujarnya.
Kemudian dampak perubahan iklim global juga menjadi persoalan dan isu strategis saat ini. Dampak el-nino adalah tantangan sangat nyata bahkan sulit dikendalikan karena merupakan perubahan iklim global. Yang bisa dilakukan saat ini kata Isnaini, mengoptimalkan sumber daya yang ada guna mengatasi kekeringan yang melanda maupun gangguan orgasme pengganggu tumbuhan. (01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

iklan